Fokus Pada Tujuan


“Masalah itu juga terjadi disini, namun Leadership yang menyelesaikannya”. Maka sholat Jum’at di masjid yang jauh dari keramaian terus ditunaikan hingga kini, meski jamaah belum pernah melebihi 40 orang.

Setiap kita, dengan cara dan dalam skalanya masing-masing,  pasti telah menetapkan tujuan-tujuan untuk dicapai. Sebagian kita menghitung serius dan bersiap membayar resikonya, sebagian membiarkan dirinya dibuai oleh angan-angan keberhasilan. Keduanya dibedakan oleh keteguhan pada tujuan ketika rintangan atau permasalahan menghadang.

Setiap kita memiliki tujuan, dan mencapai tujuan tidak pernah menjadi sesuatu yang sulit. Ia adalah sesuatu yang sangat sulit. Tantangannya bukan terletak pada kemampuan menemukan solusi terhadap masalah yang muncul, tetapi keharusan berfikir jernih ditengah deraan tekanan. 

Sangat sering kita berkompromi, bukan karena itu menjadi bagian dari strategi, tetapi menghindar dari masalah, menghindar dari resiko.  Semua paham merokok adalah menimbun racun ditubuh. Namun resiko kehilangan kenikmatan membuat kita berkompromi, mulai dari alasan fiqh hingga sosio-psikologi.

Rokok hanyalah salah satu representasi dari tarik menarik didalam diri kita, antara tujuan dan resiko.

Pemimpin adalah risk taker. Dalam kasus diatas, sang pemimpin , sendirian disatu sisi berseberangan dengan tim secara keseluruhan. Ada resiko dari kesungguhan niat menyelenggarakan sholat jumat pada lokasi tersebut, yang sama besarnya dengan kesempatan yang mungkin diperoleh. Tolok ukurnya bukan pada dukungan atau tentangan yang diperoleh, tapi pada tujuan akhir.

Apakah kita akan fokus pada tujuan atau fokus pada resiko, pilihan ada ditangan kita. Sejarah menyediakan begitu banyak kisah tentang hasil akhir dari pilihan-pilihan diatas.

 

 

 

 


0
www.scriptsell.net